/

Kenaikan Harga Minyak Curah Berdampak kepada Para Pedagang Oleh-oleh di Bandung

NIIMNEWS.COM, BANDUNG – Kenaikan harga minyak jenis curah yang semula hanya Rp12.500 per liter menjadi Rp18 ribu per liter, berdampak bagi para pedagang oleh-oleh di Terminal Leuwipanjang.

Salah satu pedagang oleh-oleh di Terminal Leuwi Panjang, Osin (42) mengatakan bahwa kenaikan harga minyak berdampak kepada pedagang oleh-oleh. Menurutnya, pedagang oleh-oleh bahan pokoknya minyak.

“Kenaikan minyak kali ini dampaknya berat lah. Apalagi kalau usaha kaya gini mah bahan pokoknya kan minyak,” ucap Osin menurut informasi, kota Bandung, Kamis (4/11/2021).

“Saya kalau beli minyak di pasar sekarang bisa sampai Rp18.500 per liter, sebelumnya saya hanya beli Rp13.000 per liter,” lanjutnya.

Osin mengungkapkan, akibat harga minyak curah naik, tempe goreng pun ikut mengalami kenaikan harga. Hal tersebut dikarenakan, Osin bisa menghabiskan minyak 50 liter perhari nya.

“Ya naiknya minyak, gorengan tempe pun kami naikkan Rp5 ribu. Harga gorengan tempe yang asalnya Rp40 ribu per kilo, saat ini jadi Rp45 ribu per kilo,” ujarnya.

“Kami menggoreng perharinya bisa sampai 50 liter. Makanya kan kebayang ongkos produksi perharinya brapa,” lanjutnya.

Osin menambahkan, kini penjualannya sudah mengalami peningkatan, lebih baik dibandingkan pada saat Covid-19 pertama ke Indonesia.

“Ya sekarang penjualan lumayan agak meningkat dibanding covid kemarin. Alhamdulillah ada peningkatan,” tuturnya.

Diketahui sebelumnya Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Walsiah mengatakan kenaikan minyak goreng mengikuti harga minyak mentah. Kenaikan tersebut, tak hanya terjadi di Indonesia bahkan hingga dunia.

“Memang kalau harga minyak goreng mengikuti harga minyak mentah. Bukan hanya di Indonesia, memang minyak mentah di dunia CPO (Crude Palm Oil) naik, jadi kalau CPO naik minyak goreng juga naik,” ujar Elly saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).

Elly mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi terkait dilakukannya operasi pasar dengan Bulog Bandung. Dan pada tahun 2022 minyak curah sudah tidak boleh diperjual belikan, nantinya minyak tersebut harus sudah dalam kemasan.

“Kita sedang menjajaki operasi pasar dengan Bulog. Hari ini mereka rapat internal dan melihat stok minyak kemasan,” katanya.

“Januari tahun 2022 tidak ada minyak curah, harus kemasan,” lanjutnya.

Bagikan

TINGGALKAN BALASAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a Comment

INDEKS

Kenaikan Harga Minyak Curah Berdampak kepada Para Pedagang Oleh-oleh di Bandung

NIIMNEWS.COM, BANDUNG – Kenaikan harga minyak jenis curah yang semula hanya Rp12.500 per liter menjadi Rp18 ribu per liter, berdampak bagi para pedagang oleh-oleh di Terminal Leuwipanjang.

Salah satu pedagang oleh-oleh di Terminal Leuwi Panjang, Osin (42) mengatakan bahwa kenaikan harga minyak berdampak kepada pedagang oleh-oleh. Menurutnya, pedagang oleh-oleh bahan pokoknya minyak.

“Kenaikan minyak kali ini dampaknya berat lah. Apalagi kalau usaha kaya gini mah bahan pokoknya kan minyak,” ucap Osin menurut informasi, kota Bandung, Kamis (4/11/2021).

“Saya kalau beli minyak di pasar sekarang bisa sampai Rp18.500 per liter, sebelumnya saya hanya beli Rp13.000 per liter,” lanjutnya.

Osin mengungkapkan, akibat harga minyak curah naik, tempe goreng pun ikut mengalami kenaikan harga. Hal tersebut dikarenakan, Osin bisa menghabiskan minyak 50 liter perhari nya.

“Ya naiknya minyak, gorengan tempe pun kami naikkan Rp5 ribu. Harga gorengan tempe yang asalnya Rp40 ribu per kilo, saat ini jadi Rp45 ribu per kilo,” ujarnya.

“Kami menggoreng perharinya bisa sampai 50 liter. Makanya kan kebayang ongkos produksi perharinya brapa,” lanjutnya.

Osin menambahkan, kini penjualannya sudah mengalami peningkatan, lebih baik dibandingkan pada saat Covid-19 pertama ke Indonesia.

“Ya sekarang penjualan lumayan agak meningkat dibanding covid kemarin. Alhamdulillah ada peningkatan,” tuturnya.

Diketahui sebelumnya Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Walsiah mengatakan kenaikan minyak goreng mengikuti harga minyak mentah. Kenaikan tersebut, tak hanya terjadi di Indonesia bahkan hingga dunia.

“Memang kalau harga minyak goreng mengikuti harga minyak mentah. Bukan hanya di Indonesia, memang minyak mentah di dunia CPO (Crude Palm Oil) naik, jadi kalau CPO naik minyak goreng juga naik,” ujar Elly saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).

Elly mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi terkait dilakukannya operasi pasar dengan Bulog Bandung. Dan pada tahun 2022 minyak curah sudah tidak boleh diperjual belikan, nantinya minyak tersebut harus sudah dalam kemasan.

“Kita sedang menjajaki operasi pasar dengan Bulog. Hari ini mereka rapat internal dan melihat stok minyak kemasan,” katanya.

“Januari tahun 2022 tidak ada minyak curah, harus kemasan,” lanjutnya.

Tag

Bagikan :

TINGGALKAN BALASAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Leave a Comment