NIIMNEWS.COM , BANDUNG – Cucu (45), warga Kampung Warung Jati, RT 02/10, Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang tidak bisa tidur selama 7 tahun, kini kondisinya sudah mulai membaik.
Sebelumnya, Cucu mengaku sudah tidak bisa tidur sejak tahun 2014, tetapi dia merasa bingung dengan kondisinya itu karena sama sekali tak mengerti jenis penyakit apa yang dialaminya apalagi selama ini, Cucu tidak merasakan gejala penyakit apapun.
Sebulan berlalu sejak ramainya pemberitaan mengenai Cucu dan kondisinya yang tak bisa tidur tersebut, nampaknya membawa sedikit perubahan pada Cucu. Hal itu diungkapkan langsung oleh Fani Fadilah, anak perempuan Cucu yang setiap hari mengurusnya.
“Alhamdulillah kondisinya sekarang membaik. Sekarang bisa tidur tapi hanya hitungan menit. Terus untuk gerak-gerak di badannya juga mulai berkurang, enggak separah dulu,” ungkap Fani Senin (18/10/2021).
“Terus sudah bisa bangun dari tempat tidur juga, mulai jalan-jalan lagi. Ke kamar mandi juga sekarang sudah bisa. Sebelumnya kan hanya aktivitas di atas tempat tidur,” ujar Fani
Pada bulan September Cucu sempat menjalani CT Scan di Rumah Sakit Santosa untuk melihat apa yang terjadi pada bagian kepalanya. Beruntung hasilnya baik, namun Cucu dijadwalkan menjalani CT Scan ulang sepekan untuk melihat gangguan pada lehernya.
Sayangnya sebulan berselang CT Scan yang dijadwalkan pada Cucu belum bisa di laksanakan. Ternyata pihak rumah sakit menyerah dikarenakan obat bius yang diberikan pada Cucu sebelum CT Scan tak mempan.
“Sampai minggu kemarin masih ke RS Santosa, tapi sekarang sudah enggak karena enggak sanggup menangani. Jadi mau dibius untuk CT Scan engga mempan. Mau dikasih bius total tapi berisiko, soalnya rumah sakit engga punya alat untuk menjamin keselamatan ibu,” ujar Fani.
Alhasil penanganan medis untuk Cucu agak sedikit terkendala. Kini Cucu dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). Namun pihak keluarga perlu menunggu lama sebelum akhirnya bisa mendapatkan penanganan.
“Dari RS Santosa terus dirujuk ke RSHS. Tapi kan di RSHS itu lama untuk penanganannya, jadi sampai sekarang belum ada penanganan medis lagi. Terakhir ya waktu CT Scan di (RS) Santosa,” jelas Fani.
Sambil menunggu jadwal penanganan di RSHS, ia dan keluarganya yang lain terus berikhtiar demi kesembuhan sang ibu. Saat ini mereka mencoba pengobatan spiritual ke tokoh agama.
“Jadi pengobatan tradisional saja, coba ke ustad juga. Kemarin kakak ke Garut minta air dari ustad. Mudah-mudahan ada perubahan semakin baik lagi,” tutup Fani.