NIIMNEWS.COM , BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang biasa dikenal dengan Kang Emil melakukan klarifikasi terkait temuan Kemendikbud soal 150 klaster sekolah akibat PTM. Dimana Klarifikasi tersebut dilakukan pada unggahan akun instagram pribadinya.
Ridwan Kamil meyakinkan bahwa sementara ini belum ada penyebaran klaster saat PTM di sekolah terutama di daerah Jawa Barat.
“Sementara tidak/belum ada KLASTER Covid selama pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah di Jawa Barat,” kata Ridwan Kamil dikutip dari akun Instagram @ridwankamil, Minggu (26/9/2021).
Selain itu kang Emil meminta Kemendikbud untuk mengoreksi penggunaan kata “Klaster”.Sebagaimana mengutip dari klarifikasi yang juga disampaikan Kemendikbud Ristek.
“Definisi “klaster” itu : jumlahnya banyak dan pusat penyebarannya di satu titik. Sudah diklarifikasi oleh Kemendikbud di slide ke-2,” tambahnya.
“Yang terjadi adalah itu jumlah sekolah yang melaporkan dari dulu sampai sekarang yang warga sekolahnya pernah terpapar Covid-19. Bisa di rumahnya, bisa di tempat non sekolah lainnya,” lanjutnya.
Dalam foto unggahan Instagramnya pada slide kedua kang emil mengunggah Klarifikasi dari Kemendikbud tentang empat miskonsepsi terkait pemberitaan klaster PTM terbatas. Berikut ini :
- Angka 2,8 persen satuan pendidikan itu bukanlah data klaster Covid-19 tetapi data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular Covid-19 sehingga lebih dari 97 persen satuan pendidikan tidak memiliki warga sekolah yang pernah tertular Covid-19.
- Data 2,8 persen belum tentu juga penularan Covid-19 terjadi di satuan pendidikan. Data tersebut didapatkan dari laporan 46,500 satuan pendidikan yang mengisi survei dari Kemendikbudristek.
- 2,8 persen satuan pendidikan yang diberitakan itu bukanlah laporan akumulasi dari kurun waktu satu bulan terakhir tetapi 14 bulan terakhir sejak tahun lalu yaitu Juli 2020.
- Isu yang beredar mengenai 15 ribu siswa dan 7 ribu guru positif Covid-19 berasal dari laporan yang disampaikan 46,500 satuan pendidikan yang belum diverifikasi.
Sehingga, masih ditemukan kesalahan, misalnya, kesalahan input data yang dilakukan satuan pendidikan seperti laporan jumlah guru dan siswa positif Covid-19 lebih besar daripada jumlah total guru dan siswa pada satuan pendidikan tersebut.
Selain itu, Kang Emil menekankan bahwa Jawa barat juga merupakan salah satu provinsi yang selalu konsisten berada di posisi teratas terakait penyuntikan Vaksin Covid-19
“Jawa Barat juga sudah konsisten selalu tertinggi dalam penyuntikan dosis vaksin harian di Indonesia. Termasuk memprioritaskan warga sekolah baik tenaga pendidikan dan siswanya,” tambahnya lagi.